Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pantai utara pulau Jawa atau dengan kata lain Pekalongan adalah kota Pesisir Utara Jawa. Oleh Karen itu batik yang berasal dari Pekalongan dikenal dengan istilah batik pesisiran. Batik pesisiran juga merupakan predikat untuk batik-batik yang dibuat diluar daerah Yogyakarta dan Solo, walaupun daerah tersebut tidak terletak di pesisir / pantai.
Dari catatan sejarah batik Pekalongan yaitu :
- Batik Pribumi
Yaitu batik yang dibuat dengan selera dan gaya pribumi, batik ini diproduksi oleh sebagian masyarakat asli Pekalongan / pribumi. Sebagaimana diketahui didaerah pesisir Pekalongan tidak ada kraton sehingga tidak ada raja–raja yang membatasi motif atau corak batik yang boleh dibuat dan dipakai oleh masyarakat di luar keraton. Karena itu maka batik Pekalongan yang diproduksi oleh masyarakat asli Pekalongan yang tidak terikat oleh ketentuan raja-raja, sehingga motifnya sangat bebas, bahkan ada batik Pekalongan yang dibuat sampai dengan delapan. Batik pribumi Pekalongan ini mempunyai keistimewaan yaitu sangat cepat mengikuti perkembangan pasar, dengan memproduksi batik-batik yang cepat laku dipasaran.
- Batik Encim
Batik ini dari namanya sudah dapat diduga bahwa diproduksi oleh sebagian masyarakat keturunan Cina dengan pengaruh tata warna dan budaya leluhurnya. Batik encim dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar yang didasari oleh motif / ragam hias yang diterapkan pada kain batik tersebut yaitu :
· Buketan, biasanya motifnya banyak dengan untaian bunga ( buket ) dengan warna–warna tertentu dari Timur ( antara lain bunga mawar ).
· Budaya Cina, biasanya motif / ragam hiasnya diisi dengan budaya Negara leluhurnya, dengan gambar symbol kebudayaan antara lain gambar naga atau kupu-kupu.
· Ragam hias lukisan, biasanya motif / ragam hias ini diisi dengan corak lukisan, antara lain arak-arakan pengantin Cina.
- Batik Londo
Seperti halnya batik Encim, batik yang dibuat oleh sebgaian masyarakat keturunan Belanda, dengan motif / ragam hiasnya dipengaruhi oleh selera / budaya Belanda. Kebanyakan batik Londo ini berupa kain sarung karena dianggap lebih praktis dalam memakainya. Motif atau ragam hias yang diterapkan antara lain buketan bunga-bunga gaya Eropa ( krysan, anggur, dsb.). juga ada ragam hias berupa lambang atau permainan kalangan pendatang Belanda yaitu kartu Bridge.
Ketiga golongan batik Pekalongan ini berkembang secara berdampingan, masing-masing telah mempunyai penggemar dan atau pembeli masing-masing. Batik Pekalongan pribumi merupakan batik tertua diantara ketiganya, namun tidak ada catatan akurat kapan dan oleh siapa batik ini dibuat yangpasti batik ini sudah ada sebelum para pedagang Cina dan Belanda berniaga ke Pekalongan. Dari catatan yang ada diketahui bahwa batik Pekalongan zaman dahulu mencapai kejayaannya sekitar tahun 1850 antara lain batik ELIZA VAN ZUYLEN, OEY SOEN KING dan sampai menjelang perang Dunia II dikenal juga batik produksi Ny. SASTROMULYONO. Mengingat bahwa kebiasaan orang Indonesia tidak selalu membuat catatan apa yang telah dikerjakan, maka penulusuran batik Pekalongan khususnya dan Batik Indonesia pada umumnya akan mendapatkan banyak kendala.