Selasa, 19 April 2011

PERAWATAN KAIN ADATI



Kain adati umumnya berbahan dasar organik yang sangat rentan terhadap kerusakan, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Untuk itu diperlukan pengetahuan dasar tentang jenis serat dan pemeliharaannya dalam perawatan kain adati.

Serat berbahan dasar protein lebih resisten terhadap pelapukan dibandingkan dengan serat berbahan dasar selulosa. Serat yang berbahan dasar protein seperti sutera mudah terserang serangga. Serangga ini dapat meletakkan telurnya pada kain, dan setelah dewasa akan memakan serat tersebut. Sutera juga sangat rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cahaya. Sedangkan serat berbahan dasar selulosa seperti katun sangat rentan terhadap mikroorganisme seperti jamur.  Jamur dapat menghasilkan zat asam yang dapat merusak serat, karena serat yang berbahan dasar selulosa sangat rentan terhadap asam. Dalam kondisi tertentu (kelembaban dan suhu tinggi) sutera dapat juga terinfeksi oleh jamur.

Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada kain :

1.     Cahaya
Cahaya dan sinar ultra violet dapat membuat warna kain menjadi pudar. Pencahayaan yang terus menerus dapat menyebabkan serat kain menjadi lemah dan gampang robek. Semakin lama terpapar cahaya, kain makin cepat rusak.
Solusi :
Sebaiknya kain disimpan di tempat yang bebas cahaya. Untuk keperluan display, sebaiknya dihindari terlalu dekat dengan sumber cahaya (lampu atau jendela). Jika obyek diframe, sebaiknya gunakan kaca filter ultra violet. Penggantian display secara berkala merupakan cara yang baik untuk menghindari kerusakan karena cahaya di ruang pamer.

2.     Suhu dan Kelembaban
Panas dapat menyebabkan kain menjadi kering, dan serat kain menjadi rapuh. Kombinasi antara panas dan kelembaban yang tinggi serta sirkulasi udara yang buruk menyebabkan kondisi yang ideal untuk berkembangnya jamur. Karena berbahan dasar organik, tekstil tradisi mudah terserang jamur, terutama di daerah tropis yang memiliki kelembahan tinggi.
Kondisi yang ideal untuk kain adalah pada suhu 20 - 24ºC dengan kelembaban          45 – 65 %.
Perubahan kelembaban yang drastis menyebabkan serat kehilangan kekuatan dan elastisitasnya.
Solusi :
Menjaga kelembaban ruangan dan sirkulasi udara. Kelembaban ruangan dapat dimonitor dengan pemasangan dehumidifier. Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang ekstrim. Sebisa mungkin ruangan pamer koleksi memiliki sirkulasi udara yang baik.

3.     Asam dan Alkali
Asam dan alkali dapat merusak kain. Asam biasanya berasal dari kertas dan produk kayu. Sedangkan alkali berasal dari deterjen dan pemutih (bleaching).


Solusi :
Gunakan kertas bebas asam (acid free) untuk penyimpanan, dan hindari penggunaan deterjen dan pemutih pada pencucian kain.

4.     Debu dan Kotoran (polusi)
Debu dan kotoran bersifat abrasif, memiliki efek seperti mata pisau yang menyayat serat kain. 
Solusi :
Lakukan pembersihan debu dengan vacuum untuk membersihkan kain.

5.     Jamur dan Serangga
Jamur dapat merusak kain karena menghasilkan zat asam. Sedangkan serangga merusak kain karena memakan serat kain.
Solusi :
Lakukan fumigasi dan freezing untuk mencegah berkembangnya jamur dan serangga pada kain.

6.     Faktor internal dari kain itu sendiri pada proses pembuatan dan pewarnaan dapat juga menjadi penyebab kerusakan (adanya unsur logam pada saat mordant dan fiksasi, adanya unsur asam pada saat fiksasi dengan HCl). 

1 Komentar:

Pada 13 April 2015 pukul 15.48 , Blogger rina soe mengatakan...

Hai nama saya Rina

saya perlu informasi mengenai nama nama tempat di Pekalongan dan sekitarnya yg menyediaka jasa pewarnaan kain Organik
Tolong dibantu

Terima kasih
Tuhan memberkati

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda